Dalam menulis materi Stand Up Comedy ada yang mencari punchline dengan permainan kata-kata, seperti plesetan dan homonim (satu kata dengan dua makna). Awalnya “permainan kata-kata” ini dianggap sama dengan istilah “wordplay” seperti yang dikenal dalam Stand Up Comedy di luar negeri. Setelah di Google, ada artikel yang mengidentikan George Carlin dengan wordplay, sedangkan Punchline yang sering digunakan Carlin dominan bukan permainan kata-kata seperti yang disebutkan di atas. Di luar negeri juga dikenal istilah slippery words untuk menjelaskan joke plesetan. Apapun istilahnya, intinya adalah membuat joke dengan bermain kata-kata.
Ada yang beranggapan plesetan adalah kasta terendah dalam menulis joke dan materi Stand Up Comedy. Mungkin anggapan ini didasarkan pada bahwa bermain plestan itu mudah. Pertanyaannya adalah, apakah semua orang atau komika yang membawakan materi plesetan bisa lucu? Tentu tidak.
Ketika tujuan kita ber-Stand Up Comedy untuk menghibur penonton, maka tidak penting lagi apa jenis punchline-nya (termasuk plesetan), karena yang dilihat adalah hasilnya, dapat ketawa atau tidak. Kalau dengan plesetan penampilan Stand Up Comedy kita lucu, apa masalahnya dengan plesetan? Meminjam istilah Pandji Pragiwaksono : “lucu ya lucu aja”.
Komika profesional Indonesia yang sering menggunakan permainan kata untuk punchline-nya adalah Rizky Firdaus (Uus). Contoh bit Uus
Plesetan
Sebuah sabun ditangkap oleh KPK
Karena terkena kasus soap
Ket: sabun = soap = suap.
Homonim
Gua menjadi stand up comedian, itu bukan karena pilihan gua
Tapi karena gua botak
Orang botak itu nggak bisa jadi presiden
Karena orang botak nggak pernah nyalon
Ket : kata “nyalon” mempunyai dua arti, yaitu pergi ke salon dan mencalonkan diri.