Set Up (First Story) adalah bagian pertama dari materi sebagai pengantar untuk membentuk asumsi penonton, biasanya belum lucu. Artinya dalam Set Up kita dituntut untuk menggiring asumsi penonton sesuai dengan asumsi kita atau menggiring agar asumsi penonton berbeda dengan Punchline yang kita siapkan.
Punchline (Second Story) adalah bagian kedua dari materi sebagai pematah asumsi penonton, berisi bagian yang lucu. Ketika penonton beranggapan kita akan mengatakan “sesuatu” sesuai dengan asumsi mereka di bagian Punchline dan ternyata tidak, itu yang akan menimbulkan kelucuan. Jadi dalam Punchline harusnya ada unsur surprise dan salah sangka.
Contoh :
- Set Up / First Story
Sejak kecil saya bercita-cita jadi polisi
Tapi cita-cita saya itu selalu ditentang keluarga
- Punchline / Second Story
Apa sih salahnya jadi polisi wanita? (in case komikanya laki-laki)
Kalimat “sejak kecil saya bercita-cita jadi polisi, tapi cita-cita saya selalu ditentang keluarga” berfungsi sebagai pembentuk asumsi penonton. Harapan dari kalimat ini adalah agar penonton berasumsi bahwa permasalahan berasal dari keluarga yang menentang cita-cita jadi polisi karena alasan-alasan umum selayaknya orang tidak suka dengan suatu pekerjaan.
Kalimat “apa sih salahnya jadi polisi wanita?” berfungsi mematahkan asumsi penonton. Asumsi penonton yang terbentuk bahwa permasalahan berasal dari keluarga dipatahkan, ternyata permasalahan ada pada komikanya. Asumsi penonton tentang alasan keluarganya menentang jadi polisi tidak terbukti.
Tidak sesuainya apa yang komika katakan (di bagian Punchline) dengan asumsi penonton inilah yang menimbulkan kelucuan.
Tidak semua materi lucu di Stand Up Comedy bekerja dengan format Set Up Punchline, salah satunya adalah dengan menggunakan analogi. Bagaimana analogi bekerja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar